BAB
4 GLOBALISASI
Waktu : 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD)
Standar Kompetensi : 4. Mengevaluasi dampak globalisasi
Kompetensi Dasar :
4.1. Mendeskripsikan proses, aspek
dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan negara.
4.2. Mengavaluasi pengaruh
globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
4.3. Menentukan sikap terhadap
pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara.
4.4. Mempresentasikan tulisan
tentang pengaruh globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia.
Hasil Yang Diharapkan :
q Menjelaskan pengertian
globalisasi.
q Menguraikan tentang proses,
fenomena dan aspek-aspek globalisasi.
q Mendeskripsikan tren, tantangan
dan pelaku globalisasi.
q Menganalisis dampak dan isu-isu
internasio-nal sebagai dampak globalisasi.
q Mengevaluasi pengaruh
globalisasi dalam bidang (ekonomi, ideologi, politik, hankam, dan TIK) terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara.
q Menguraikan pentingnya memiliki
wawasan global.
q Memahami sikap perkembangan
dunia yang sangat cepat.
q Menganalisis pemanfaatan
globalisasi untuk pembangunan dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan
negara.
q Mengevaluasi pengaruh
globalisasi terhadap bangsa dan negara.
Materi
Pembelajaran:
Pendahuluan
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di
seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer,
dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok,
dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu
sama lain yang melintasi batas negara
Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak
karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering
dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang
dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.
Pengertian
Globalisasi:
Menurut asal katanya, kata "globalisasi"
diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad
Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu
(benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi
oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali
sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari
sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai
sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara
yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin
tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung
berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap
bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan
orang dengan globalisasi:





Pengertian Globalisasi
Menurut Para Ahli:





Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.






Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini
telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa
kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam
sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan
selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta
kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman
transformasi sosial.
Aspek-aspek Globalisasi
1.
Aspek Ekonomi, mengacu kepada
makin menyatunya unit-unit ekonomi di dunia.
2.
Aspek Kebudayaan dan Keagamaan, adanya gagasan-gagasan baru yang datang
dari seluruh dunia.
3.
Aspek Tekhnologi, adanya perkembangan teknologi informasi yg menyatukan
dunia tanpa batas.
4.
Aspek Demografi, banyaknya penghijrahan manusia di belahan dunia.
Teori globalisasi
Cochrane dan Pain menegaskan bahwa
dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat
dilihat, yaitu:
Para globalis
percaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi
nyata terhadap bagaimana orang dan lembaga di seluruh dunia berjalan. Mereka
percaya bahwa negara-negara dan kebudayaan lokal akan hilang diterpa
kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis
tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.
Para globalis positif dan
optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa
globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung
jawab.
Para tradisionalis
tidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa
fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu
dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwa kapitalisme telah menjadi sebuah fenomena internasional selama ratusan tahun. Apa yang
tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atau evolusi, dari produksi dan perdagangan
kapital.
Para transformasionalis
berada di antara para globalis dan tradisionalis. Mereka setuju bahwa pengaruh
globalisasi telah sangat dilebih-lebihkan oleh para globalis. Namun, mereka
juga berpendapat bahwa sangat bodoh jika kita menyangkal keberadaan konsep ini.
Posisi teoritis ini berpendapat bahwa globalisasi seharusnya dipahami sebagai
"seperangkat hubungan yang saling berkaitan dengan murni melalui sebuah
kekuatan, yang sebagian besar tidak terjadi secara langsung". Mereka
menyatakan bahwa proses ini bisa dibalik, terutama ketika hal tersebut negatif
atau, setidaknya, dapat dikendalikan.
Sejarah globalisasi
Banyak sejarawan yang menyebut
globalisasi sebagai fenomena di abad ke-20 ini yang dihubungkan dengan
bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam
hubungan antarbangsa di dunia telah ada sejak berabad-abad yang lalu. Bila ditelusuri,
benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika manusia mulai mengenal perdagangan
antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M. Saat itu, para pedagang dari
Tiongkok dan India mulai menelusuri negeri lain baik melalui jalan darat
(seperti misalnya jalur sutera) maupun jalan laut untuk berdagang. Fenomena
berkembangnya perusahaan McDonald di seluruh pelosok dunia menunjukkan telah
terjadinya globalisasi.
Fase selanjutnya ditandai dengan
dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk
jaringan perdagangan yang antara lain meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam,
Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia,
dan Genoa. Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga
menyebarkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial dan
budaya Arab ke warga dunia.
Fase selanjutnya ditandai dengan
eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis,
Inggris, dan Belanda adalah pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung
pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan
antarbangsa dunia. berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar
perkembangan teknologi saat ini, seperti komputer dan internet. Pada saat itu,
berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa pengaruh besar terhadap
difusi kebudayaan di dunia.
Semakin berkembangnya industri dan
kebutuhan akan bahan baku serta pasar juga memunculkan berbagai perusahaan
multinasional di dunia. Di Indinesia misalnya, sejak politik pintu terbuka,
perusahaan-perusahaan Eropa membuka berbagai cabangnya di Indonesia. Freeport
dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari
Inggris adalah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional seperti ini tetap
menjadi ikon globalisasi hingga saat ini.
Fase selanjutnya terus berjalan dan
mendapat momentumnya ketika perang dingin berakhir dan komunisme di dunia
runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme adalah
jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia. Implikasinya, negara negara
di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula
dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat
antarnegara pun mulai kabur.
Pelaku atau Subjek Globalisasi
a.
Negara-negara yang dipetakan secara dikotomis.
b.
Organisasi-organisasi antar pemerintah.
c.
Perusahaan internasional yang dikenal dengan Multinational Corporation
(MNC) atau Transnational Corporation
atau Global Firms.
d.
Organisasi internasional atau transnasional yang non pemerintah (INGO, International Non-Governmental Organizations)
e.
Organisasi-organisasi non formal.
Dampak Globalisasi
Globalisasi merupakan proses internasionalisasi
seluruh tatanan masyarakat modern yg awalnya hanya ada pada tataran ekonomi,
namun dalam perkembangannya cenderung menunjukkan keragaman.
Menurut
Malcolm Waters, bahwa ada 3 (tiga) dimensi proses globalisasi, yaitu:
- Globalisasi Ekonomi,
- Globalisasi Politik dan
- Globalisasi Budaya.
Globalisasi Perekonomian
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh
dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian
mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal,
barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu
negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya
produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi
ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:
Thompson mencatat bahwa kaum globalis mengklaim saat ini telah
terjadi sebuah intensifikasi secara cepat dalam investasi dan perdagangan
internasional. Misalnya, secara nyata perekonomian nasional telah menjadi
bagian dari perekonomian global yang ditengarai dengan adanya kekuatan pasar
dunia.
Kebaikan globalisasi ekonomi
Pandangan ini sesuai dengan teori 'Keuntungan
Komparatif' dari David Ricardo. Melalui spesialisasi dan
perdagangan faktor-faktor
produksi dunia dapat
digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan
memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan
yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat
dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini
menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu,
konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih
rendah.
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan
setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar
dalam negeri.
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan
terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal
dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi
oleh negara-negara berkembang.
Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor
lainnya bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya
melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan
domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. dana dari
luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar
modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan
tersebut.
Keburukan globalisasi ekonomi
Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan
sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan
negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk
memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry).
Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan
kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih
cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki
perusahaan multinasional semakin meningkat.
Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu
bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi
terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi
dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah
banyak menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar
negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk
terhadap neraca pembayaran.
Salah satu efek penting dari globalisasi adalah
pengaliran investasi (modal) portofolio yang semakin besar. Investasi
ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan
mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya,
ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan
mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk
dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini
dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam
suatu negara, maka dlam jangka pendek
pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan
yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan
nasional dan
kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran
tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila
globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka
panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan
masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.
Dampak
positif globalisasi ekonomi antara lain:
1. Semakin
terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan catatan produk ekspor
Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini membuka kesempatan
bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk berkualitas,
kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
2. Semakin
mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersifat
langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka
lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
3. Semakin
mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa
diproduksi di Indonesia.
4. Semakin meningkatnya kegiatan pariwisata,
sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi ajang
promosi produk Indonesia.
Dampak
negatif globalisasi bagi kegiatan ekonomi di Indonesia terutama bersumber dari
ketidaksiapan ekonomi Indonesia dalam persaingan yang semakin bebas.
Dampak negatifnya sebagai berikut:
1.
Kemungkinan hilangnya pasar produk ekspor Indonesia karena kalah
bersaing dengan produksi negara lain yang lebih murah dan berkualitas. Misalnya
produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
2.
Membanjirnya produk impor di pasaran Indonesia sehingga mematikan
usaha-usaha di Indonesia. Misalnya ancaman produk batik Cina yang lebih murah
bagi industri batik di tanah air.
3.
Ancaman dari sektor keuangan dunia yang semakin bebas dan menjadi
ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di Indonesia bisa dengan mudah
ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi
kestabilan ekonomi.
4.
Ancaman masuknya tenaga kerja asing (ekspatriat) di Indonesia yang
lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di Indonesia yang sudah sempit jadi
semakin sempit.
Kesimpulannya, globalisasi
bisa berdampak positif atau negatif tergantung kesiapan kita mengadapinya.
Globalisasi kebudayaan
Globalisasi
memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh
masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap
berbagai hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek
kejiwaan/psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek
kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang
sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya
dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari
persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini (
Lucian W. Pye, 1966 ).
Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara
intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan
kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut
menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan
semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan.
Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan
Dampak Positif Globalisasi
- Kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi, dan
mempercepat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.
- Dalam transportasi, dapat
meningkatkan efisiensi.
- Mendukung nasionalisme
dalam menggalakkan pro-ses integrasi antara lain dengan mendobrak
etnosentrik.
- Peningkatan mobilitas
sosial dan pengukuhan kelas menengah.
- Komunikasi yang lebih
mudah dan juga murah.
- Peluang yg lebih luas bagi
manusia berbagai etnik, bangsa, budaya dan agama untuk berinteraksi.
- Mudah
memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
- Cepat
dalam bepergian (mobilitas tinggi).
- Menumbuhkan
sikap kosmopolitan dan toleran.
- Memacu
untuk meningkatkan kualitas diri.
- Mudah
memenuhi kebutuhan.
Dampak Negatif Globalisasi
- Masuknya nilai budaya luar
yang tidak sesuai.
- Eksploitasi alam dan
sumber daya lain yang besar.
- Berkembangnya nilai-nilai
konsumerisme dan individual.
- Terjadi dehumanisasi.
- Timbulnya dominasi
negara-negara maju.
- Erosi terhadap nilai-nilai
tradisi.
- Timbul gejala-gejala
materialisme, kendornya moralitas, dsb.
- Pembangunan yang tidak
seimbang.
- Masyarakat kurang kreatif
dan hedonistik.
- Merebaknya kebiasaan
meniru hasil-hasil iptek.
- Informasi
yang tidak tersaring
- Perilaku
konsumtif
- Membuat
sikap menutup diri, berpikir sempit
- Pemborosan
pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
- Mudah
terpengaruh oleh hal yang berbau barat
Isu-isu Internasional sebagai Dampak Globalisasi:
- Demokrasi
- Hak Asasi Manusia
- Transparansi (keterbukaan)
- Pelestarian Lingkungan
Hidup
- Pluralisme
- Pasar global dan
- Pesaing global
Pengaruh
Globalisasi Terhadap Kehidupan Bangsa dan Negara
- Globalisasi di Bidang Ekonomi
Abad
21, ditandai dengan globalisasi ekonomi yang nampak dalam aspek-aspek :
1.
Produksi.
2.
Pembiayaan.
3.
Tenaga Kerja.
4.
Jaringan Informasi.
5.
Perdagangan.
Beberapa
agenda regional & global yang dihadapi : General Agreement on Tariffs
and Trade (GATT), World Trade Organization (WTO), Asia Pasific
Economic Cooperation (APEC) dan Asean Free Trade Area (AFTA).
Dampak globalisasi dalam bidang ekonomi, antara lain :
1.
Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi
pencapaian standar hidup yang lebih tinggi.
2.
Semakin melebarnya
ketimpangan distribusi pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara
miskin.
3.
Munculnya
perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional.
4.
Membuka peluang terjadinya
penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir
orang.
5.
Munculnya lembaga-lembaga
ekonomi dunia seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, WTO.
- Globalisasi di Bidang Ideologi
1.
Negara-negara maju mengusung gaya ideologi Kapitalis
dan Liberalis.
2.
Negara Amerika dan Eropa Barat sebagai pendukung
kuat ideologi liberal & kapitalisme, akan terus berupaya me-nancapkan pengaruhnya di belahan dunia
lain (termasuk Indonesia) agar mau mengikuti pola dan prinsip-prinsip yang
selama ini mereka terapkan.
3.
Pengaruh globalisasi bagi Indonesia dapat
menyebabkan keterpurukan ekonomi, karena ketidak-mampuan dalam bersaing.
4.
Tingkat ketergantungan kita yang secara tidak sadar
telah mengikat secara politik dgn mengusung prinsip-prinsip kapitalis dan
pemikiran liberal.
c.
Globalisasi
di Bidang Politik
1.
Pengaruh globalisasi politik, menimbulkan banyak
kepentingan yang tidak lagi bisa dipenuhi, kecuali melalui peran kekuatan
global (suprastate).
2.
Globalisasi politik tidak lain adalah pergulatan glo-bal dlm mewujudkan
kepentingan para pelaku sbb :
a.
Negara-negara besar dan negara-negara kecil.
b.
Organisasi-organisasi antar pemerintah.
c.
Perusahaan internasional seperti Multinational Corporations (MNC).
d.
Perusahaan internasional atau transnasional yg non pemerintah.
3.
Negara tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses
pembangunan. Para pengambil kebijakan publik di negara sedang berkembang
mengambil jalan pembangunan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi.
4.
Timbulnya gelombang demokratisasi ( dambaan akan kebebasan ).
d.
Globalisasi di
Bidang Sosial-Budaya
Beberapa
indikasi yang dapat kita rasakan akibat pengaruh globalisasi sosial budaya,
adalah sbb :
1.
Disorientasi, dislokasi, atau krisis sosial-budaya di kalangan masyarakat
dgn kian meningkatnya penetrasi dan ekspansi budaya Barat.
2.
Berbagai ekspresi sosial budaya “alien” (asing), yang sebenarnya
tidak memiliki basis dan preseden kulturalnya.
3.
Semakin merebaknya budaya “McDonald-isasi”, tele-novela yang
menyebarkan kepermisifan, kekerasan dan hedonisme, mewabahnya MTV-isasi,
Valentine’s Day dan kini juga From’s Night di kalangan remaja.
4.
Semakin bertambah globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis
dalam masyarakat dunia.
5.
Merebaknya gaya berpakaian barat di negara-negara berkembang.
6.
Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD
atau DVD.
Dewasa
ini ada kecenderungan munculnya kultur hybrid (budaya gado-gado tanpa
identitas). Beberapa sisi negatifnya antara lain :
1.
Dapat mengakibatkan erosi budaya.
2.
Lenyapnya identitas kultural nasional dan lokal.
3.
Kehilangan arah sebagai bangsa yang memiliki jatidiri.
4.
Hilangnya semangat nasionalisme & patriotisme.
5.
Cenderung pragmatisme & maunya serba instan.
e.
Globalisasi di
Bidang Hankam
Pengaruh
globalisasi di bidang Hankam sangat nampak pada industri-industri pertahanan yg
menghasilkan alat peralatan Hankam serta jasa pemeliharaannya.
Negara-negara
industri persenjataan spt : Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, dan Cina, selalu
berupaya memperbaharui jenis, bentuk dan kemampuannya.
Negara-negara
lain seperti Iran, Israel, India, Pakistan, dan Korea Utara, juga telah membuat
persenjataan yg semakin disempurnakan, bahkan belakangan muncul isu-isu senjata
nuklir yang masih menjadi polemik.
f.
Globalisasi di
Bidang TIK
Globalisasi
yang didukung kemajuan teknologi informasi telah menghadirkan perubahan besar
dalam
kehidupan masyarakat dunia, antara lain
:
- Akses informasi semakin
mudah dan cepat sehingga dapat mencapai tempat lain tanpa memandang jarak
dan batas negara.
- Masalah kedaulatan negara
mendapat tanta-ngan, terutama dalam menghadapi arus informasi.
- Negara tidak dapat
sepenuhnya lagi mengatur arus informasi dan komunikasi baik yang positif
(kondusif) maupun negatif (desdruktif).
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi
kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi
yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai
bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya
dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Pengaruh positif
globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme
1.
Dilihat
dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2.
Dari
aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut
akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional
bangsa.
3.
Dari
globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti
etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju
untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Pengaruh negatif
globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme.
1.
Globalisasi
mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan
dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa
nasionalisme bangsa akan hilang
2.
Dari
globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza
Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk
dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita
terhadap bangsa Indonesia.
3.
Mayarakat
kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh
masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4.
Mengakibatkan
adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan
nasional bangsa.
5.
Munculnya
sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama
warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan
kehidupan bangsa.
Pengaruh- pengaruh di atas memang
tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan
dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau
hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa
yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk
diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila
dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap
tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas
nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh
negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu
diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap
nilai nasionalisme.
Antisipasi
Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme
Langkah-
langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu :
1.
Menumbuhkan
semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam
negeri.
2.
Menanamkan
dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3.
Menanamkan
dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4.
Mewujudkan
supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya
dan seadil- adilnya.
5.
Selektif
terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut
diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai
nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian
bangsa.
Sikap Terhadap
Pengaruh dan Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara
a.
Memiliki Wawasan
Global
1.
Budaya Global (Perilaku, nilai, dan gaya hidup).
2.
Konsep Global (konsep negara-bangsa, relevansi ideologi bagi negara,
primordialisme baru, liberalisasi, dsb).
3.
Pendangkalan wawasan dan kehidupan demokrasi, ( de-mokrasi “instant” dan
pendangkalan wawasan, dengan proses analisis realtime.
4.
Isyu Global, Hak Asasi Manusia, masalah lingkungan global, dan isyu yang
berkembang di masyarakat.
5.
Politik global, isyu global dapat dibahas dalam berbagai forum seminar,
pengkajian dan diskusi secara lugas.
b.
Memahami Era
Globalisasi dan Hubungan Interdependensi Ekonomi
c.
Memahami
Perkembangan Dunia Yang Sangat Cepat
- Banyaknya perekonomian
dunia yg mendorong be-kerjanya mekanisme pasar & saling berkompetisi.
- Terdapat perkembangan
penting tentang program Pasar Tunggal Eropa.
- Amerika Serikat telah
mengalami perubahan kea-rah proteksionisme.
- Jepang telah
memperlihatkan kemampuannya sebagai kekuatan utama di bidang perdagangan.
- Timbulnya gejala baru
kearah pembentukan “free trade area” diberbgai belahan dunia.
- Transformasi perekonomian
yg terjadi di kawasan Pasifik dan Asia Tenggara.
d.
Memanfaatkan
Globalisasi Untuk Pembangunan
e.
Implikasi
Globalisasi Terhadap Bangsa & Negara
1. Perumus
kebijakan di tingkat nasional, bahwa ada perubahan cepat & makin ketatnya
persaingan.
2. Pelaku
ekonomi, bahwa daya saing ekonomi nasional meningkat, kemampuan produksi dan
ekspor makin membesar.
3. Pemerintah, dapat memainkan peran sebagai fasilitator, pemberi dorongan dan bimbingan.
4. Bagi
dunia usaha, dituntut lebih luwes, lebih sensitif pada tuntutan pasar dan lebih jeli
mempelajari ber-bagai peluang terbuka di pasar serta terus mening-katkan
efisiensi dan daya saing perusahaannya.
Sekian,
semoga bermanfaat!